Analisis jurnal yang dilakukan oleh kelompok 6 yang berjudul ”ANALISIS
GENDER PADA IKLAN TELEVISI DENGAN METODE SEMIOTIKA”
Masalah penelitian
Apakah iklan berimplikasi pada
pengukuhan kembali nilai gender streotipe bila iklan yang bersangkutan memuat
ideologi gender yang seksis?

Seiring dengan gerakan perempuan, dewasa ini
gencar didengung-dengungkan adanya kesetaraan gender. Beberapa iklanpun mencoba
untuk merespon realita ini dengan cara menggambarkan representasi gender yang setara,
seperti yang diketengahkan oleh iklan-iklan Beneton, The Body Shop, Teh
Sari wangi, maupun Harian Kompas (Kusumastutie, 2003). Demikianlah, iklan ikut berubah.
seiring dengan perubahan dalam masyarakat.
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan iklan televisi sebagai objeknya, oleh karena itu
peneliti melakukan observasi terhadap iklan-iklan yang ditayangkan untuk mendapatkan gambaran tentang iklan-iklan itu
sendiri. Waktu yang digunakan untuk melakukan observasi ini diatur se-fleksibel
mungkin disesuaikan dengan kegiatan peneliti yang lain.
Hasil
Analisis Iklan Pond's White Beauty Baru
¨ Iklan
ini merepresentasikan ideologi gender yang seksis, dimana perempuan diletakkan
pada posisi subordinat yang harus memenuhi keinginan laki-laki agar tubuhnya
diinginkan oleh laki-laki. Produsen (pengiklan) sengaja menciptakan citra
kecantikan ideal ini agar dipakai oleh calon konsumen sebagai standar
kecantikan pribadi calon konsumennya. Dengan demikian calon konsumen yang
melihat iklan inipun akan menjadi konsumen aktif bagi produk ini.
Analisis Iklan Rinso
¨ Kebahagiaan
yang akan diperoleh oleh pasangan yang mau berbagi tugas rumah tangga
diasosiasikan dengan kualitas produk. Rinso yang mengklaim bahwa dirinya bisa
membersihkan pakaian paling bersih akan memberi kemudahan bagi pekerjaan rumah
tangga, yang akan bermuara pada kebahagiaan pemakainya. Sehingga iklan ini
memelintir isu kesetaraan gender untuk menonjolkan kualitas produknya.
Dari sini bisa dilihat bahwa kedua iklan tersebut telah menjalankan fungsi ekonomi
maupun fungsi sosial dengan caranya sendirisendiri. Fungsi ekonomi dijalankan
dengan cara mengintegrasikan representasi gender dalam masing-masing iklan,
sehingga representasi-representasi tersebut dapat membangun fungsi persuasif
iklan secara keseluruhan. Produk diubah menjadi citra-citra yang menggiurkan,
sehingga terciptalah want bagi konsumen (Priosoedarsono, 1998; Bungin,
2001). Dari sini produsen lalu mengharapkan perilaku pembelian.
Representasi gender dalam iklan-iklan
tersebutpun merepresentasikan realita yang ada dalam masyarakat. Untuk iklan
Pond.s white beauty baru representasi gendernya mengacu pada fungsi cerminan
dari kondisi dalam masyarakat yang seksis. Sedangkan iklan Rinso merespon
(secara positif) proses perubahan yang sedang terjadi dalam masyarakat, mengacu
pada fungsinya sebagai agen perubahan. Walaupun representasi ini menjadi bias
saat dicampurkan dengan kepentingan ekonomi yang menungganginya. Seperti yang dikatakan
oleh Kris Budiman (dalam Ekspresi, 2001) bahwa logika yang mendasari sebuah
iklan adalah kepentingan bisnis, sehingga edukasi yang mungkin terkandung di dalamnya akan .menjadi
percuma. oleh karena kepentingan bisnis tersebut.
Jurnal Psikologi tahun 2004, No. 2, 130-141 dibuat oleh Naomi Srie Kusumastutie dan Faturochman.
No comments:
Post a Comment