Monday 23 September 2013

Review Psikodiagnostik II: Observasi ( 2 )

Hai kawan semua, kali ini saya akan memposting review Psikodiagnostik II Observasi, pada bagian awal saya akan share tentang kode etik penelitian.

Etika Penelitian

  • Mengharuskan peneliti untuk menghindari semua prosedur yang dapat menyakiti subyek,baik secara psikis maupun fisik
  • Meminta izin kepada subyeknya untuk pencatatan, dan perekaman. Jika subyek dibawah umur tanyakan ke wali atau orang tau
  • Peneliti tidak boleh mengungkapkan identitas kecuali jika diizinkan. Hanya untuk psikolog identitasnya, gunakan inisial jika diakademik.
Sumber : Buku Psikologi Edisi 5th 1999

Selanjutnya saya akan memposting analisis jurnal yang dianalisis oleh teman-teman saya, jurnalnya sebagai berikut:

" Penerapan Terapi Realitas untuk Membentuk Coping Stress pada Wanita Pekerja Seksual dengan HIV positive "

         Tujuan penelitian ini peneliti ingin membantu agar WPS menghadapi sumber masalah, dan menghadapi realita mengidap HIV tetapi hidup harus berlangsung dengan rumusan masalah yang menanyakan "bagaimana efektifitas terapi realitas dalam mengatasi stresspada wanita pekerja seksual yang mengidap HIV positif ?"
          Peneliti mencari tahu dahulu tentang tempat untuk mendapatkan sample dan pada akhirnya ditemukan di Doli 60% WPS positive HIV. sample akhirnya didapatkan 2 orang  wanita pekerja seksual dan dengan tekhnik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti yaitu wawancara, observasi dan alt tes psikologi.

Sumber : Jurnal Penelitian Psikologi 2011, Vol. 02, No. 02, 229-245 Penulis Tatik Imadatus Sa’adati Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kedir

" Subjective Well-being pada Anak dari orang tua yang Bercerai " 

          Tujuan Penelitian ini peneliti ingin mengetahui dinamika psikologis subjective well-being anak dari orang tua yang bercerai. Subjective well-being itu adalah kesejahtraan anak. Evaluasi yang dilakukan seseorang terhadap kehidupannya.
           hasil penelitian ini menunjukan bahwa hasil pengamatan sebelum terjadinya perceraian tingkat subjective well-being subjek cenderung rendah. Kemudian, setelah terjadinya perceraian orang tua, terhadap dua hasil. Pertama, menggambarkan subjective well-being yang cenderung rendah dan yang kedua, menggambarkan subjective well-being yang cenderung meningkat.

sumber : Jurnal Psikologi Volume 35, No. 2, Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada

" Studi Kasus: Dampak Psikososial Enuresis pada Remaja Putri "

           Pertama-tama sebelum berlanjut pada analisis jurnal, pasti kita masih asing dengan kata enuresis, apa sih enuresis itu? enuresis itu adalah kebiasaan mengompol, kenapa bisa terjadi pada remaja putri padahal kebiasaan mengompol itu biasanya terjadi pada anak-anak? maka dari itu tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak psikososial enuresis pada remaja putri, apakah ada faktor yang mempengaruhi keseharian dalam kualitas hubungan subjek di rumah, kelas, dan di luar kelas.
           Nah pada hasilnya menunjukan bahwa terdapat dampak psikososial yang dialami oleh remaja putri tersebut, antara lain rasa malu dan merasa bersalah akibat kondisinya, hubungan dengan keluarga menjadi kurang dekat, mendapat labeling yang kurang menyenangkan dirumah, ekspresi komunikasi verbal yang cendrung kasar, sulit diatur, tidak memiliki teman sebaya, dan sering mendapat ejekan. Dilingkungan sekolahpun dia kurang diterima oleh teman-temanya.

sumber : http://fpsi.unissula.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=185&Itemid=139


No comments:

Post a Comment