Tuesday 4 December 2012

Semakin Tua Sang Raden Mas






Terlupakan..... maaf kawan untuk hari ini, aku bukannya tak peduli atau tak menghiraukan dirimu tentang hari kelahiranmu pada hari ini tepatnya tanggal 4 Desember 2014, sungguh bukannya diriku tak mau mengingat tapi aku ditipu oleh sebuah omongan palsu yang kau lontarkan kepadaku. maaf juga aku tak bisa memberikan sesuatu untuk mu, tapi aku hanya bisa mengirimkan sebuah do'a kepadamu agar kau bisa meraih semu mimpi dalam hidupmu bisa menjadi sebuah harapan yang terwujud, sebuah cita-cita yang akan kau genggam untuk hidup mu dimasa depan nanti. Kawan..... jangan berhenti untuk bisa meraih cita-cita mu mungkin setelah sarjana nanti kau bertujuan untuk menjadi perwira PK. Aku yang hanya sebagai teman, hanya bisa mendukung dan mendoakan mu. Dan terakhir yang paling penting semoga kau bisa menjalin hubungan dengan orang yang cantik menurutmu sebut saja dia. Happy birthday kawan semoga sukses selalu.
READ MORE - Semakin Tua Sang Raden Mas

Monday 3 December 2012

Bangun Dari Kesepian Dunia



          Derap langkah yang mulai lunglai namun tetap ku kayuh otot-otot kaki ku ini, setapak demi setapak ku lewati trotoar jalan yang sudah lama tak dipijakan pejalan kaki yang melewati tempat ini. Tanpa tujuan ku meniti jalan yang ku lewati, lalu aku singgah di sebuah gubuk kecil di pinggiran kota yang entah seberapa jauhnya dari rumah ku. Sambil melepas lelah ku pejamkan mata lalu ku buka mata kearah langit.
 “Wow, indah sekali langit malam tanpa dihalangi oleh atap menjulang tinggi yang di topang dengan beton-beton ribu-an ton itu.” Kataku didalam hati.
Ketika ku sedang asyik memandangi langit malam yang begitu indah, tiba-tiba terdangar sebuah langkah kaki dari arah belakang ku. Aku sontak kaget dan mencari dari manakah asal sumber suara tersebut. Ternyata dari belakang ku datang seorang kakek-kakek yang renta menghampiri ku, lalu ia berkata padaku.
“Apa yang kau cari disini cu?” sambil duduk di sebelahku.
Aku terdiam sejenak, lalu berkata.
“Tak apa kek, aku hanya ingin melihat malamnya dunia secara utuh.” Sambil menundukan kepala.
Kakek menghela nafas, sambil tersenyum kehadapanku.
“Bukan itu yang kau cari cu, tapi kau sedang mencari sebuah kebahagian batinmu.” Katanya dengan suara pelan namun pasti.
“Iiiyyaaa kek” jawabku terbata.
“Batin ku terasa kosong seperti tak ada kebahagian yang terselip meskipun sebesar biji jagung.”
“Tak ada gunanya aku hidup, kehendak untuk hidupku pun telah mati.” Kataku sambil mengusap air mat yang jatuh kepipiku.
“Andaikan aku mempunyai kedua orang tua yang perhatian terhadapku dan tak membiarkan ku kesepian dalam rumah mewah besar namun tak ada yang membuatku bahagia.”
Kakek itu menggelengkan kepalanya.
“Hanya itu kah?”

Aku langsung berkata.
“Bukan itu saja, masih banyak yang membuat dada ini semakin sesak rasanya.” Sambil mengelus dadaku.
Lalu tanpa tersadar ku berteriak dengan lantang.
“Aku benci kalian semua! kalian yang sudah tak memperdulikan, menghina, mencaci, dan membuatku terhanyut dalam kesepian.” Sambil melemparkan batu ke arah sungai.
Kakek itu lalu menenangkan aku.
“Ya! Kakek tau apa yang kita inginkan itu memang sangat sulit untuk di capai namun alangkah baiknya kita ubah keinginan yang hanya dalam pikiran ubah menjadi sesuatu yang nyata.” Sambil menatapku.
 “Bagaimana kek caranya?” sergahku
“Itu yang tau jawabanya hanya dirimu sendiri.” Sambil menujuk jarinya tepat ke dadaku.
“Hah?” sambil memikirkan apa yang harus ku lakuakan.
“Kakek mengerti pula kenpa orang lebih mudah untuk mengeluarkan perkataan hinaan dibandingkan pujian.”
“Kenapa kek?” Sergahku.
“Itu karena didalam hati mereka masih tersimpan rasa sombong dan paling hebat, mereka juga tak mengerti seberapa kecilnya mereka dihadapan tuhan.” Sambil tersenyum geli membayangkan manusia yang semakin haus akan harta, jabatan dan kekuasaan.
Kakek terdiam sejanak dan melihat ke langit yang dihiasi oleh ribuan bintang yang berkilau lalu berkata padaku.
“Cepat kau pulang sekarang dan lihat kedepan lalu bangunkan kesepian dan penderitaan mu.” Sambil menepuk-nepukan tanganya ke bahuku.
“Aku tak mau pulang kek.” Jawabku spontan.
“Sudah turuti apa kata kakek, kamu akan mendapatkan yang kau cari.” Sambil meyakinkanku.
Tanpa berpikir lama aku langsung berpamitan dan meninggalkan tepmpat tersebut.
“Apakah benar aku akan mendapatkan kebahagian ku?.” Kataku dalam hati.
Lalu aku berlari sekuat tenaga, tepat pukul 05.00 WIB aku sampai di depan pintu rumah. Aku pun membuka pintu secara perlahan tanpa ku sadari ku mendengar tangisan dari mamaku dan sibuknya papaku menelepon beberapa teman-temanku mencari tau tentang keberadaan ku. Aku pun terdiam dan duduk di teras rumah menangisi kebodohanku yang tanpa ku sadari bahwa betapa pentingnya aku untuk kedua orang tua ku. Aku pun tersadar bahwa betapa sibuknya mereka itu hanya pun untuk aku bukan yang lain.
Lalu aku masuk kedalam rumah dan berkata .
“Ma, pa maafin aku yah aku sudah membuat kalian khawatir.” Sambil menahan tangis yang mulai pecah.
Mama ku kaget lalu dengan cepat lari dan memelukku sambil berbisik padaku.
“Kamu jangan pergi lagi yah, mama sayang kamu ! maafin mama yah.” Sambil menatapku.
“Iya ma, maafin aku juga sudah bikin khawatir mama. Luangkan waktu mama untuk ku meskipun sebentar saja.”
“Iya mama janji.” Sambil tersenyum kepada ku.
Semenjak kejadian tersebut hariku semakin bahagia terasa lepas semua beban di dada. Aku pun berniat untuk mengunjungi kakek di tempat waktu itu. Namun ketika ku tanyakan keberadaan kakek seorang anak kecil pun datang menghampiriku.
“Kakak mencari kakek yah.” Dia bertanya padaku
“Iya.” Jawabku
“Kakek sudah meninggal kak, tapi ini aku ada surat untuk kakak dari kakek.” Sambil memberikan surat lalu pergi entah kemana.
Lalu aku baca surat pemberiannya, di dalam surat itu bertuliskan.
“Cu, jangan pernah menyerah dan putus asa jika menerima masalah hadapi jangan kau abaikan, di dunia ini tak ada yang sempurna tapi kita harus mencoba untuk selalu menjadi manusia yang baik dan berguna untuk sekitar agar kelak kau di hargai dan di cintai.” Lalu aku meneteskan air mata dan tersenyum kearah langit.






                


READ MORE - Bangun Dari Kesepian Dunia

Sunday 2 December 2012

KEMBALI MENYAPA






“HAI”. Ucapan salam menyapa yang terlontarkan apabila sudah lama tak berjumpa. Sepertinya sudah berdebu ini blog dan terlihat kusam karena sudah terlantar tak berdaya. Kangen juga untuk memostingkan sesuatu di blog ini. Banyak cerita sebenarnya yang ingin ku postingkan namun hal itu terasa sulit. Bukan karena tugas atau apapun ku tak memostingkan sesuatu ini namun penyakit lama yang sudah kronis, iya sebuah penyakit yang mendera ku yaitu MALAS. Mungkin kemalasan ini sudah menggrogoti ku. Kadang ku terpikir kata-kata terindah dari temanku “ lo lakuin apa yang bisa lo lakuin jangan pernah tengok ke samping kanan kiri tapi tatap terus kedepan dan sekali-kali menoleh kebelakang”. Sekarang dan seturusnya mudah-mudahan bisa memosting sesuatu yang bisa dibaca oleh kalian semua J.
READ MORE - KEMBALI MENYAPA